Senin, 06 April 2009

empat puluh empat


sedikit hari lagi aku akan 44.

tak terasa...

artinya sudah 44 tahun jasad ini berada di bumi Allah Ta'ala, sudah 44 tahun ruhaniyahku bersarang di raganya, tercerap di rangka 'adam', terperangkap dengan segala keterbatasan jasmaniyah yang menghijab segala kemampuan luar biasa ruhaniyah, yang menerima umpan syaitan dengan katalis nafsu dan menafikan ajakan surgawi para malaikat.

kalau usia aqil baligh adalah 15, maka ada 29 tahun yang menjadi tanggung jawab diri sendiri kepada Allah Ta'ala, ada 29 tahun yang akan diperhitungkan laba rugi perdagangannya, ada 29 tahun pertempuran yang mestilah di kaji kalah menangnya.
ibarat berniaga, kayaknya aku lebih banyak rugi daripada untung : masih sering putus ingatan kepada Yang Maha Ingat, masih sering lepas zikir dari qalbi padahal "apabila telah selesai mengerjakan sholat maka ingatlah (zikirlah) Allah diwaktu berdiri, duduk ataupun berbaring" ; "wahai orang2 yang beriman, zikirlah ALLAH dengan sebanyak- banyak zikir dan bertasbihlah pagi dan petang", masih sering tunggu dulu saat Allah telah mengundang untuk hadir di majlis pertemuan dengan NYA, masih juga belum haqqul yaqin kalau Allah Ta'ala pasti kasi rezeki sehingga masih berharap kepada mahluk, dan masih banyak lagi pedoman buku suci dan contoh dari Nabi yang lalai dikerjakan. yang paling parah : qalbi masih berkerak-kerak dan berkarat-karat sehingga terhijab dari Yang Maha Bening dan Suci.
sesampainya di 44 ini, sudah 4 kali aku dianugerahi angka dobel dalam kontrak usiaku. 11, 22, 33 dan 44.
angka 4 dalam bahasa mandarin dilafalkan dengan "si"' ,arti bhs mandarinnya : MATI.
semestinya sudah 3 bagian dari diri ini yang seharusnya 'mati'. Ammaroh, Lawwamah, Mulhamah. seyogyanya aku sudah di MUTHMA'INNAH. seyogyanya aku sudah ikut diundang seperti yang tertera dalam ayat 'undangan' : "wahai nafs yang muthma'innah, datanglah kepada Rabb mu dengan Radhiah dan Mardhiah. datanglah menjadi hambaKU dan masuklah ke surga KU". tapi, sebenarnya jenis2 nafs itu tak bisa dibunuh supaya mati. melainkan diselaraskan
sehingga masing2 berfungsi sesuai porsinya sehingga bermain dalam diri membentuk nafs yang muthma'innah.
tapi nampaknya aku masih jauh....
jauh dari daftar undangan....
aku mesti berupaya keras untuk menjadikan qalbu sebagai pengendali diri, menghidupkan rasa bertuhan di dalam diri, dan menselaraskan masing2 nafs sehingga chanel ilahiyah bisa disambungkan.
aku tak mau menyesal sehingga nanti harus memohon kepada Allah untuk dikembalikan ke dunia saat aku sudah berada di barzah karena timbunan kesalahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar