Selasa, 21 April 2009

menyerah



aku hampir menyerah untuk tidak mengatakan putus asa. ini sudah hari ke dua aku dan istriku berupaya. didalam otakku, kalau sampai besok kami masih belum dapat juga, peluang akan semakin sulit karena orang2 akan semakin ramai. kemarin, hari ketiga aku dan istriku berada di kota suci , sudah kami coba untuk mendapatkannya. tapi memang belum rezki dan belum waktunya. padahal aku dan istriku sudah berada di putaran dekat sejak putaran kedua mengelilingi rumah Allah yang di agungkan itu. batu cadas yang lembut itu kami sentuh berulang-ulang sepuas hati. rukun YAMANI dapat kami usap tiap kali kami melewatinya. di multazam kami sampaikan semua harapan dan permohonan kepada sang Maha Pemilik Permohonan. namun untuk mencium batu hitam yang juga pernah di cium oleh Rasul dan para sahabat itu masih belum juga. pada hal jarak yang terbentang tinggal satu rentang tangan. pada putaran terakhir, aku bisikkan ke istriku untuk tidak terlalu forsir dan kami pun berputar perlahan mengelilingi pusat arah shalat umat sedunia itu dan mengarah keluar lingkaran.

sudah putaran ke tiga.... tapi masih belum juga. di awal putaran ke empat, kami lewati batu hitam itu dan merapat ke multazam. kemudian mengarah lagi ke batu hitam itu. hampir dapat. tapi tetap ada hambatan. entah darimana datangnya orang2 hitam itu menghalang. beberapa kali seperti itu. suasana sangat kacau. krodit berat. ku lihat istriku komat kamit.... entah apa yang dipinta nya kepada Pemilik rumah ini. aku 'panggil' semua rohani yang aku kenal, mengajak untuk sama2 memohon kepada Pemilik batu hitam itu. akhirnya, disaat rasa tak berdaya sampai dipuncaknya, penyerahan diri terasa penuh kepada NYA, datang titik terang yang membuat aku dan istriku dapat mencium batu hitam itu. Alhamdulillah.

kami teruskan menyelesaikan sisa putaran.

selesai shalat sunnah, kami perhatikan ke arah batu hitam itu.... betapa syaithan sedang bersorak disekitar rumah yang di agungkan itu. betapa nafsu2 sedang menjadi pengendali diri. aku saksikan orang2 yang saling sikut, saling pijak, saling dorong, berupaya keras untuk dapat mencium batu hitam itu. betapa saling menzhalimi, saling menghardik, mengerahkan semua kemampuan apa saja..... dan aku sudah seperti itu. sudah kubiarkan diriku dikendalikan nafsu dengan syaithan sebagai penghulunya. YA ALLAH.......

aku terbayang Rasulullah dan para sahabat mencium batu itu dengan lembut, tenang, nyaman tanpa saling hardik, tanpa saling sikut, tanpa saling menzhalimi satu sama lain.... ASTAGHFIRULLAH.

aku duduk dipelataran rumah yang dimulyakan itu. beristighfar.

aku melihat semua perilaku itu. semua perilaku yang juga dikerjakan orang2 dimana-mana saja jika ada yang akan menjadi target dari usahanya. tidak lagi bertatakrama, tidak lagi bersopan santun, tidak lagi punya norma2. tidak lagi beradab. penuh 'aku', penuh 'ego'.

seyogyanya, ego tidak boleh ada, aku tidak boleh muncul, serahkan semua kepada NYA dan haqqul yaqin dengan pemberian Nya. tapi diri ini memang mesti dilatih lebih keras lagi untuk dapat menancapkan keyakinan tentang keberadaan ALLAH secara menyeluruh : af'al Nya, asma Nya, sifat Nya dan zat Nya, sehingga diri ini mampu menyerah mutlak. tanpa 'ego', tanpa 'aku'. aku memang masih amat sangat jauh...... amat sangat jauh......ampuni aku ya ALLAH.....

2 komentar:

  1. Kirain di Ka'bah ga ada syetan, bos?

    BalasHapus
  2. ada Bos... wong saya ngeliat kepala kuda, kepala serigala, item2, beringas lagi. rame2 ikut keliling diseputaran rumah batu yang diagungkan itu. ikut juga dia mencium batu hitam itu, dijilatnya ke atas-bawah dgn lidah yg terjulur panjang dan mata merah sambil menyeringai... iiiii...ngeri...

    BalasHapus